Deddy Mizwar saat ditemui di Balai Sarbini, Jakarta Selatan, Kamis (28/10) mengatakan bahwa sosok pribadi Mbah Maridjan adalah sosok yang baik di matanya dan orang-orang yang mengenalnya. Namun melihat sikap Mbah Maridjan yang hanya berdiam saja saat bencana datang dinilai suatu ketololan di mata seorang Deddy Mizwar.
�Dia diam saja pada saat bencana datang saya lihat sebagai sebuah ketololan saja,� ujarnya.
Keputusan Mbah Maridjan yang bertahan di lereng Merapi bagi Deddy Mizwar merupakan suatu tindakan menzalimi diri sendiri. Karena menurutnya Mbah Maridjan sudah tahu bencana itu akan datang namun dia tidak mau menerima pertolongan Tuhan.
�Termasuk iya, menzalimi diri sendiri. Tapi orang punya keyakinan lain-lain ya. Tapi menurut pandangan saya sudah ada bencana datang dan tidak lari bukan Tuhan tidak menolong, karena pertolongan Tuhan sudah datang, dianya nggak mau menerima pertolongan Tuhan. Ada orang yang datang, ayo segera pindah itu pertolongan Allah, tapi dia tidak mau ditolong Allah gitu kan,� terangnya sambil tertawa.
Sedangkan seorang wartawan yang meninggal di sana untuk menyelamatkan Mbah Maridjan menurut Deddy Mizwar hal itu tidak apa-apa karena dia masih mempunyai kepedulian terhadap sesama.
�Ya nggak apa-apa. Dia menyelamatkan kemudian dia mati. Baguslah, artinya ada kepedulian dia kepada sesama,� paparnya.
Lebih lanjut pria yang akrab disapa Pak Haji ini mengatakan untuk berpikir secara kejadian ini. Dia menambahkan bahwa profesi wartawan tidak selamanya mencari berita saja.
�Wartawan kan nggak selamanya mencari berita, dia juga bisa menolong nenek-nenek di jalanan yang ketabrak mobil. Itukan bukan mencari berita. Artinya berpikir baik sajalah,� tandasnya.
[sumber: kapanlagi.com]
No comments:
Post a Comment